Rabu, 06 Juni 2012

hujan mereda gelap dan dingin dst........www.theanswerbank.co.uk/search/%3Fq

Rabu, 04 April 2012

Kehidupan era modern sangat di sayangkan pelaku berahlak baik , moral yang kuat, sebagai mana semestinya, dan sekarang merambah kaum ibu, dan bapak, menurunya kualitas tersebut ,karena orang tua sangatlah mulai menjauhi peraturan, peraturan agama yg dianutnya sebagai pelindung kekuatan dari dalam , tentu harafan anak'' sangatlah tidak terlalu jauh berbada dengan anak'' pada jaman sebelumnya yang sekarang sudah menjadi orang yg tumbuh besar dan tua renta , bayangkan sebuah contoh , sedikit sekali atau sudah di bilang jarang orang tua membangunkan anak di waktu subuh hanya untuk sebuah permintaan bangun hanya untuk mengaji Qur'an/ baca injil/ taurot di saat subuh , tp sebaliknya jika masalah keduniaan / keilmuan lain mrk para orang tua sagatlah mendukung untuk membagunkan anaknya untuk sekolah , untuk bekerja , atau kegiatan yang sipatnya duniawi .....knapa demikian ? karena para orang tua jaman sekarang ini sudah memiliki mental yang buruk yang tentunya kepemilikan ini akan di wariskan terhadap keturunan mereka.. lantas , untuk beberapa puluh tahun kemudian seperti apakah mental orang tua yang sekarang masih dikatakan muda ? .... berlanjut.....

Sabtu, 31 Maret 2012

SIAPA ORANG YANG BODOH ITU...? Oleh kh'z

Manusia memiliki musuh bebuyutan yang namanya syetan. Ketika syetan diusir dari neraka mereka sudah memproklamirkan diri akan ajak-ajak manusia agar mengikutinya ke jalan neraka. Seyogyanya, seorang hamba bersungguh-sungguh menolak bisikan dan godaan syetan di dalam dirinya. Karena Allah SWT sudah mengingatkan melalui firmanNya: Innassyaithoona lakum ‘aduwwun, fattakhidzuuhu ‘aduwwan Sesungguhnya syetan adalah musuh bagi kalian maka jadikanlah syetan itu sebagai musuh. Ingatlah, bahwa syetan akan terus menerus mencari teman ke neraka. Syetan menggoda manusia melalui kemaksiatan yang dihiasi dengan berbagi kesenangan dan kenikmatan yang bisa menjerumuskan kebanyakan manusia. Oleh karena itu kita harus mengerti dan jangan jadi orang- orang yang bodoh. Sebab orang bodoh gampang dikibuli syetan. Tanda-tanda orang bodoh itu ada empat. Pertama, suka marah-marah yang tidak jelas sebabnya. Kedua, suka nuruti kemauan nafsu yang bathil. Ketiga, menafkahkan hartanya dengan cara yang tidak dibenarkan syara', suka menghambur- hamburkan harta yang tidak jelas manfaatnya, apalagi digunakan untuk maksiat. Keempat, tidak sadar kalau musuh yang sebenarnya adalah syetan. Oleh karena itu hendaknya kita sebagai orang yang berakal menyadari dengan benar bahwa syetan itu musuh kita. Mari kita mengikuti kebenaran dan jangan mengikuti musuh kita. Tengoklah hati kita. Bukankah ternyata lebih sering mengikuti bisikan dan perintah syetan daripada mengikuti perintah Allah? Sebagian ahli hikmah mengatakan: "ketahuilah bahwa syetan itu mendatangi manusia melalui sepuluh pintu". Kesepuluh pintu yang dimasuki syetan itu adalah: 1. syetan akan masuk melalui pintu suudzon (berburuk sangka) 2. syetan akam masuk melalui pintu panjang angan- angan 3. syetan akan masuk melalui pintu memperoleh nikmat 4. syetan akan masuk melalui pintu ‘ujub (membanggakan diri) 5. syetan akan masuk melalui pintu meremehkan orang lain 6. syetan akan masuk melalui pintu hasud 7. syetan akan masuk melalui pintu riya' (ingin dipuji orang) 8. syetan akan masuk melalui pintu bakhil (kikir) 9. syetan akan masul melalui pintu sombong 10. syetan akan masuk melalui pintu tamak (serakah). Kalau syetan berhasil mendekati kita, maka syetan akan berusaha masuk di hati kita. Nah, kalau ia sudah berhasil masuk, maka ia akan bersembunyi di hati kita. Oleh karena itu jangan biarkan ia bersembunyi. Usirlah dia! Caranya dengan memperbanyak dzikir (ingat) kepada Allah SWT. Sebab, kalau hati kita sudah dikuasai syetan maka ia telah berhasil menjadikan kita temannya. Berarti kita telah menjadikan syetan sebagai pemimpin bagi hati kita. Na'udzubillah. Ingatlah peringatan Allah dalam Al Qur'an: "Hai anak adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syetan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu (Nabi Adam dan Ibu Hawa) dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihatmu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syetan- syetan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman" (QS. Al A'raaf:27) Mudah-mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah untuk melawan godaan syetan.

Jumat, 30 Maret 2012

SIKAP APA YG SEHARUSNYA...TANYA OLANGAN

Sikap Terhadap Nikmat dan Musibah Jumat, 22/05/2009 07:54 WIB Tertulis dalam Al Qur’an Surah Al Hadid ayat 20-23 yang Mulia: Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan- Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.(20) Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(21) Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(22) (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan- Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (23) Bagi yang belum pernah mengetahui ayat ini, mungkin akan tercengang betapa Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Bijaksana telah Memberikan sebuah resep kehidupan yang sangat bermanfaat bagi hamba-hambaNya yang beruntung mendapatkan keimanan. Ayat-ayat yang sangat indah jika dilantunkan oleh seorang Qari bersuara merdu yang faham cara membacanya. Allah SWT Membuat MAKLUMAT dalam Al Qur’an dengan kata-kata ”I’lamu” (57:20), yang mana maklumat ini merupakan sebuah pernyataan resmi, serius dan berbobot atas sebuah informasi penting bagi manusia. Isi maklumat tersebut adalah penjelasan tentang hakekat kehidupan dunia bagi manusia. Yaitu bahwa ia (kehidupan dunia) hanyalah permainan. Sebagaimana yang namanya permainan, maka dunia tidaklah pantas disikapi dengan keseriusan dan kesungguhan dalam melayani tuntutannya. Allah Menjelaskan pula bahwa beberapa hal (sebagai contoh) dari apa- apa yang dianggap sebagai hal-hal penting dalam kehidupan dunia, sebenarnya semua itu hanyalah bagaikan fatamorgana. Di ayat selanjutnya (57:21) Allah SWT langsung menganjurkan manusia untuk bersikap sebaliknya tehadap apa yang merupakan kebalikan/lawan dari kehidupan dunia, yaitu kehidupan akhirat. Jika terhadap kehidupan dunia manusia hendaknya mensikapinya hanya sebagai permainan dan selayaknya tanpa sikap serius apalagi berusaha keras, maka terhadap kehidupan akhirat yang merupakan kebalikan atau lawan dari kehidupan dunia, hendaknya manusia bersikap serius dan bahkan berkompetisi. Allah sekaligus juga Menjanjikan luasnya akhirat dan ampunan yang disediakan. Ayat berikutnya (57:22) memberikan informasi penting lain yang terkait dengan dua ayat sebelumnya. Yaitu tentang takdir. Bahwa nasib manusia, baik atau buruk, bahkan setiap peristiwa yang terjadi di atas panggung dunia ini, pada hakekatnya sudah ditentukan sebelumnya. Keterangan ini memberikan perspektif yang jelas tentang kedudukan ujian hidup manusia, bahwa ujian hidup berupa senang maupun susah sudah ditentukan sebelumnya sehingga manusia tak perlu menyesali atau memaksakan kehendak. Sikap yang pas dalam menghadapi takdir memang bukan hal mudah. Terutama ketika menghadapi peristiwa yang sangat menyedihkan, atau sangat berat, manusia benar-benar harus menempatkan dirinya dengan se-tepat-tepatnya. Manusia harus mengambil sikap bersabar atas ujian dan tetap bersangka baik pada Allah padahal ia sedang susah atau gundah. Itulah ujian, semua ujian memang diadakan untuk menguji sampai ke titik-titik batas kesanggupan. Manusia hidup tak pernah mengenal statis. Selalu saja ada dinamika hidup menyertainya. Tidak ada seorang manusia di dunia ini yang tak diuji dengan baik dan buruk di dunia ini, apakah ia suka atau tidak. Dalam berbagai ayat-ayatNya Allah SWT sudah Memaklumatkan bahwa setiap manusia akan diuji, hanya saja mungkin tidak semua manusia mensikapi musibah dan nikmat dengan sikap yang sama. Ada orang yang optimis yang cenderung menghadapi kesulitan hidup dengan optimisme, sehingga ia senantiasa berusaha mencari jalan keluar, bahkan menganggap kesulitan sebagai tantangan. Ada pula manusia pesimis yang cenderung bersikap negatif terhadap apa saja, selalu mengeluh dan merasa susah. Sudah sifat manusia untuk berkeluh kesah jika menghadapi kesulitan. Bahkan manusia mudah sekali merasa berputus asa dan kehilangan akal maupun kesabaran. Rentang sikap manusia terhadap musibah dapat dimulai dari sekedar keluhan kecil hingga kehilangan kewarasan karena emosi sedih atau marah yang tak terkendali. Seorang yang merasa bahwa kesulitan atau musibah yang dihadapinya adalah hal kecil, ia akan mensikapinya dengan santai dan memiliki banyak kesempatan untuk berpikir guna mengatasi kesulitan tersebut. Orang ini memusatkan perhatiannya pada penyelesaian masalah, dan ia mengaktifkan otaknya untuk berusaha mencari jalan keluar. Lain halnya jika seseorang merasa musibah yang dihadapinya terlalu berat atau besar bagi dirinya, ia akan tenggelam dalam masalah, bertolak belakang dengan orang pertama tadi yang berusaha mengatasi masalahnya dengan menggunakan otaknya, orang kedua ini malah tenggelam di dalam masalah. Perasaannya-lah yang menenggelamkan dirinya. Perasaan manusia, persepsi manusia atas sesuatu bukanlah alat ukur obyektif. Perasaan manusia dapat saja berlebihan, sedangkan persepsinya mungkin saja keliru. Dalam menghadapi musibah, ada orang yang merasa ujian itu tak sanggup ia hadapi. Ia menganggap ujian tersebut terlalu berat baginya. Ini persepsinya sendiri. Padahal Allah SWT sudah Menyatakan dalam Al Qur’an bahwa seseorang tak akan dibebani lebih dari kadar kesanggupannya (2:286). Allah Yang Maha Tahu telah Mengukur kadar kesanggupan orang tersebut dan ia sesungguhnya mampu menghadapinya, namun ia telah menyesatkan dirinya dengan mempersepsikan musibah tersebut terlalu besar atau berat bagi dirinya. Persepsi ini kemudian dilanjutkan dengan prasangka buruk terhadap Allah, menyangka bahwa Allah tidak adil, menyangka bahwa Allah telah menghukum dirinya dengan kehinaan dan musibah. Sekali lagi ini adalah persepsi manusia yang keliru. Allah SWT memberi gambaran orang-orang yang salah persepsi terhadap musibah dan nikmat sebagai berikut: Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku". QS Al Fajr 15-16. Inilah contoh gambaran persepsi manusia yang salah terhadap tindakan Allah ”Menguji” manusia. Ya, baik nikmat kesenangan maupun kesulitan statusnya adalah sama-sama ”ujian”. Yang disebut sebagai ”ujian” pastilah mengandung keharusan untuk manusia tersebut bersikap tertentu, dan tidak menghendaki manusia bersikap sebaliknya. Secara implisit ayat-ayat tadi (89: 15-16) juga memberikan semacam sindiran bagi manusia- manusia yang telah menempatkan perhiasan dunia berupa rezki, kedudukan dan kesenangan sebagai tolok ukur ”baik” atau ”buruk”. Yaitu orang-orang yang mengukur keberuntungan atau kemalangan manusia hanya berdasarkan hal-hal duniawi ataumatter oriented. Allah SWT Menghendaki agar manusia bersikap pas atau tepat terhadap apa yang ia hadapi dan apa yang ia dapatkan di dunia ini. Allah Menghendaki kita sebagai manusia mensikapi semua itu dengan sikap tenang, stabil, tetap imbang dan tidak kehilangan orientasi hidup yang sesungguhnya yaitu orientasi menuju akhirat. Ini tercermin di ayat 23 Surah Al Hadid, yaitu: (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Jangan berduka cita dan jangan terlalu gembira di dunia ini, baik dalam menghadapi susah maupun senang. Bersikaplah tetap stabil dan imbang (balance) karena pada hakekatnya dunia ini hanya fatamorgana. Segala kesulitan dunia hanyalah kesulitan yang menipu, karena jika disikapi dengan sabar maka kesulitan tersebut merupakan karunia Allah yang memberikan kita kesempatan untuk banyak- banyak bersabar dan bertaubat, yang mana itu baik bagi kita, baik bagi akhirat kita. Sedangkan segala kesenangan dan nikmat dunia juga hanya tipuan belaka, sebab boleh jadi mengandung fitnah atau bahaya besar bagi kita karena boleh jadi kita menjadi sombong atau berlebihan sehingga kita terjatuh ke dalam dosa dan kemurkaan Allah di akhirat kelak. Na’udzubiLlahi min dzalik. Manusia yang mampu bersikap sebagaimana tuntunan ayat ini hanyalah manusia-manusia yang sudah mampu memahami tiga ayat sebelum ini, yaitu ayat 20, 21 dan 22 dari Surah Al Hadid di atas. Muslim disebut Muslim karena kelekatannya pada sikap penyerahan diri pada Allah SWT. Islam artinya ”berserah diri”. Islam adalah jalan hidup yang menuntut penganutnya untuk menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah. Tidak diperbolehkan bagi seorang Muslim untuk memiliki sikap atau pendapatnya sendiri dalam persoalan-persoalan penting dalam hidupnya. Jika non-Muslim (orang kafir) menganggap dirinya berhak memiliki sikap dan pendapatnya sendiri tentang hidup, musibah senang dan bahagia, Muslim harus bertanya kepada agamanya apakah arti itu semua. Oleh karena itulah ia dapat disebut ”Muslim” yang artinya berserah diri. Seorang Musim harus memahami apakah hakekat dunia, maupun bagaimana mensikapinya menurut apa kata Allah, bukan apa kata nafsu dan keinginan manusia belaka. Berikut adalah sebagian dari poin-poin penting untuk difahami: 1. Allah SWT pasti akan menurunkan ujian kepada setiap orang, oleh karena itu selama ia hidup di dunia hendaknya ia selalu bersiap menghadapi ujian-ujian Allah baik atau buruk. 2. Allah Mengatakan dalam surat Al Fajr di atas dan banyak ayat-ayat lain baik dalam Al Qur’an maupun bimbingan Hadits Nabi SAW bahwa keadaan ”baik” maupun ”buruk” yang diberikan kepada manusia adalah sama-sama ujian. Nikmat maupun musibah adalah sama- sama alat uji keimanan bagi manusia yang mengaku beriman. 3. Dalam mensikapi kedua jenis ujian tersebut manusia hendaknya selalu memasang sikap imbang, yang pada dasarnya kembali kepada acuan sikap untuk bersyukur dan b ersabar. Bersyukur ketika merasakan nikmat dan bersabar ketika merasa sempit atau susah. 4. Diantara mutiara kehidupan yang sangat berharga yang sepatutnya ita ambil sebagai sikap dalam menghadapi ujian hidup ada di ayat-ayat yang ditulis di awal tulisan ini, yang intinya adalah sikap netral terhadap dunia: supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Hendaknya perasaan kita tidak berlebihan, baik ketika mendapatkan musibah maupun ketika mendapatkan nikmat. 5. Sikap imbang atau netral di atas dapat terbentuk ketika kita sudah terlebih dahulu memahami bahwa kehidupan dunia hanyalah tipuan-tipuan fatamorgana belaka, dan bahwa akhiratlah kehidupan yang sesungguhnya. Mudah-mudahan uraian singkat ini dapat memberikan gambaran bagaimana seharusnya sikap kita dalam menghadapi dunia fana ini. Wallahua'lam

Jumat, 23 Maret 2012

Berhati-hatilah terhadap perubahan , perubahan budaya yang mengarah pada pendosaan diri .kadang merasa pantas karena menyesuaikan linkungan sekeliling tp secara syariat sangatlah membahayakan diri di jaman terhitung sangat tua ini sebagian orang beranggapan bahwa budaya tidak bisa dikalahkan hukum ( hukum masyarakat budaya ) tp , dengan melihat dan merasakan budaya budaya yang ada sebenarnya tidak terlalu bebenturan dengan syariat agama ( umum ) perubahan-perubahan terjadi di akibatkan karena masyarakat mendapat kemudahan kemudahan yang di dapat baik melaluai informasi ato media informasi yang secara tidak langsung sudah menjadi nikotin kelas berat dari pada candu roko yang sempat dikatakan racun , sangat ironis bertambahnya ilmu karena media yang sangat mudah di liat ( tv ) membrikan masukan yang sangat kuat . racun yang diberikan media di jaman sekarang ini sangatlah halus dan cantik dengan kemasan yg elegan seolah memberi sebuah kebaikan untuk seluruh penikmat .akan tetapi masyarakat kelas dengan keterbatasan , menjadi berontak karena dengan keterbatasan keadaan dan keilmuan dengan meliahat sesuatu yang glamour dan bergelimpangan kemewahan alhasil hati kurang kuat maka yang terjadi ikut-ikutan . saya kutif dari seorang sahabat Antara TANDA-TANDA KIAMAT KECIL berdasarkan hadis 1. Penaklukan Baitulmuqaddis. Dari Auf b. Malik r.a., katanya, “Rasulullah s. a. w. telah bersabda:”Aku menghitung enam perkara menjelang hari kiamat.”Baginda menyebutkan salah satu di antaranya, iaitu penaklukan Baitulmuqaddis.”-Sahih Bukhari 2. Zina bermaharajalela. “Dan tinggallah manusia-manusia yang buruk, yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti himar (keldai). Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang.” – Sahih Muslim 3. Bermaharajalela alat muzik. “Pada akhir zaman akan terjadi tanah runtuh, rusuhan dan perubahan muka.” Ada yang bertanya kepada Rasulullah; “Wahai Rasulullah bila hal ini terjadi?” Baginda menjawab;”Apabila telah bermaharajalela bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi- penyanyi wanita” – Ibnu Majah 4. Menghias masjid dan membanggakannya. “Di antara tanda-tanda telah dekatnya kiamat ialah manusia bermegah-megahan dalam mendirikan masjid” – Riwayat Nasai 5. Munculnya kekejian, memutuskan silaturrahim dan hubungan dengan tetangga tidak baik. “Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan dan perkataan keji, memutuskan hubungan silaturahim dan sikap yang buruk dalam tetangga.” – Riwayat Ahmad dan Hakim 6. Ramai orang soleh meninggal dunia. “Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang-orang yang baik dan ahli agama di muka bumi, maka tiada yang tinggal padanya kecuali orang-orang yang hina dan buruk yang tidak mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari kemungkaran -Riwayat Ahmad 7. Orang hina mendapat kedudukan terhormat. “Di antara tanda-tanda semakin dekatnya kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka’ bin Luka’ (orang yang bodoh dan hina). Maka orang yang paling baik ketika itu ialah orang yang beriman yang diapit oleh dua orang mulia” -Riwayat Thabrani 8. Mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya sahaja. “Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mahu mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalinya saja.” -Riwayat Ahmad 9. Banyak wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. “Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah akan muncul pakaian-pakaian wanita dan apabila mereka memakainya keadaannya seperti telanjang.” 10. Bulan sabit kelihatan besar. “Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah menggelembung (membesarnya) bulan sabit.” - Riwayat Thabrani 11. Banyak dusta dan tidak tepat dalam menyampaikan berita. “Pada akhir zaman akan muncul pembohong-pembohong besar yang datang kepadamu dengan membawa berita-berita yang belum pernah kamu dengar dan belum pernah didengar oleh bapa-bapa kamu sebelumnya, kerana itu jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak menyesatkanmu dan memfitnahmu”- Sahih Muslim 12. Banyak saksi palsu dan menyimpan kesaksian yang benar. “Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat akan banyak kesaksian palsu dan disembunyikan kesaksian yang benar”- Riwayat Ahmad 13. Negara Arab menjadi padang rumput dan sungai. “Tidak akan datang hari kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi padang rumput dan sungai-sungai.” - Sahih Muslim Wahai saudara-saudaraku, marilah berfikir sejenak… yang mana sudah ada petanda pada hari ini? Ya Rabbi, ampunilah mereka yang beriman denganMu, moga hambamu ini bukan dikalangan manusia yang dimurkai.